TIMES SINGAPORE, JAKARTA – Gubernur Jatim (Jawa Timur) yang juga Ketua Umum Dewan Pembina Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa menghadiri Peringatan Nuzulul Qur'an, Baksos dan Amaliyah Ramadan di Jakarta.
Agenda ini sekaligus menandai penutupan Pesantren Ramadan Balita yang dibarengi Buka Puasa Bersama PP Muslimat NU di Kantor PP Muslimat NU, Jalan Pengadegan Timur Raya, Pancoran Jakarta Selatan, Sabtu (22/3/2035).
Turut hadir, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang juga Ketua PP Muslimat NU Arifah Choiri Fauzi, kegiatan ini diikuti ratusan Jemaah Muslimat NU dan juga para peserta Pesantren Ramadan Balita.
Pada kesempatan ini, Gubernur Khofifah menyampaikan pentingnya kesalehan sosial serta menjaga tiga ukhuwah. Yaitu ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathanyiah.
"Pada bulan Ramadan seperti ini, mengingatkan kita semua untuk meningkatkan kesalehan sosial serta pentingnya menjaga tiga ukhuwah. Yaitu ukhuwah islamiyah, ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathaniyah," ujarnya Gubernur Khofifah.
Ukhuwah islamiyah, kata Khofifah, ditunjukkan dengan bersama-sama berupaya menjaga kerukunan di antara umat Islam. "Yang tarawihnya delapan rakaat maupun 20 rakaat sama sama saling menghormati," kata Khofifah memberikan contoh.
Sementara ukhuwah insaniyah dibuktikan dengan memberikan baksos pada amaliyah Ramadan tanpa memandang agama, ras, golongan atau bahkan madzhab yang dianut.
"Itu pun sudah kita lakukan saat ini selama puluhan tahun. Kita ini tidak melihat apa latar belakangnya, yang kita lihat sisi kemanusiaan yang menggerakkan kita semua," tuturnya.
Namun di sisi lain, gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini menyampaikan saat ini semua pihak diharapkan untuk dapat memberseiringkan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathanyiah.
Sedangkan ukhuwah wathaniyah diupayakan dengan menjaga kerukunan dan persatuan bangsa.
Caranya adalah dengan saling menghargai, menghormati, tidak mudah diprovokasi dan bagi warga Muslimat NU antara lain senantiasa memberseiringi dengan upaya secara spiritual dengan memperbanyak baca shalawat nabi.
"Mari kita syukuri Allah memberikan kenikmatan yang luar biasa untuk kita yang tinggal di Indonesia, shalawat jangan pernah putus" tegasnya.
Sedangkan terkait Pesantren Ramadan Balita, program ini telah dilaksanakan tahun ketiga selama dua minggu pada Bulan Ramadan 1446 Hijriyah.
Pada kesempatan ini pun, para santri Pesantren Ramadan Balita melatih kemampuan membaca shalawat, membaca hadist dan menyampaikan lagu bertema islami.
Yang turut menjadi peserta Pesantren Ramadan balita ini di antaranya juga ada cucu Gubernur Khofifah, Aisyah Nabila atau yang biasa dikenal dengan Aila.
Pesantren Ramadan Balita sendiri merupakan bagian dari implementasi Gerakan Ramadan Ramah Anak yang telah dilaunching pada 5 Maret 2025 oleh Kementerian PPPA berkolaborasi bersama 6 Kementerian dan Lembaga.
Di antaranya Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta Kantor Staf Presiden.
Di sisi lain, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang juga Ketua PP Muslimat NU Arifah Choiri Fauzi mengungkapkan bahwa program Pesantren Ramadan Balita ini awalnya diinisiasi oleh Ketua Umum Dewan Pembina Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa.
"Ini adalah ide dari Ibu Khofifah Indar Parawansa dan program ini saat ini telah berjalan di tahun ketiga," ungkapnya.
Ia menyebut gagasan Khofifah ini kemudian direalisasikan oleh Muslimat melalui kerjasama dengan Kementerian PPPA. Berkat banyak program positif didalamnya akhirnya berbuah mendapatkan sambutan baik dari sejumlah kementerian di kabinet merah putih.
"Ini adalah tanaman yang luar biasa karena kita akan mendidik generasi generasi muda generasi generasi kita untuk menjadi generasi emas di 2045," ungkapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gubernur Khofifah Hadiri Penutupan Pesantren Ramadan Balita PP Muslimat NU di Jakarta
Writer | : Lely Yuana |
Editor | : Ronny Wicaksono |