TIMES SINGAPORE – Sebagai simbol kemajuan budaya dan pendidikan di Turki, Millet Kütüphanesi atau Cumhurbaşkanlığı Millet Kütüphanesi di Ankara bukan hanya sekadar perpustakaan biasa. Tempat ini telah menjadi pusat intelektual dan spiritual yang menghadirkan pengalaman unik bagi para pelajar, peneliti, dan masyarakat umum dari berbagai latar belakang.
Lolandra, mahasiswa S1 di Middle East Technical University, Turkiye, berkesempatan merasakan sendiri suasana luar biasa di perpustakaan ini. Menurutnya Millet Kütüphanesi merupakan perpustakaan terbesar di Türkiye.

"Sejak pertama kali menginjakkan kaki di negara ini saya langsung terkesima oleh megahnya arsitektur klasik yang berpadu harmonis dengan kecanggihan teknologi masa kini," ungkapnya.
Menurutnya perpaduan tersebut menciptakan lingkungan yang tenang, inspiratif, dan sangat nyaman untuk membaca atau belajar.
Masih menurut Lolandra, salah satu ruangan yang paling memikat di perpustakaan ini adalah Cihannüma Hall. Ruang tersebut merupakan area baca utama yang memiliki kubah raksasa setinggi 33 meter.

Cahaya alami yang masuk dari atas kubah menyinari ribuan buku dari seluruh penjuru dunia, menciptakan suasana sakral yang mendalam.
"Duduk di bawah kubah ini bukan hanya membawa kita pada pengalaman membaca, tapi juga mendorong perenungan dan memperluas wawasan secara mendalam," tambahnya.
Keunggulan lain dari Millet Kütüphanesi adalah aksesnya yang tak terbatas. Perpustakaan ini buka 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu.
Siapa pun bisa datang kapan saja—siang atau malam—untuk belajar, membaca, atau sekadar menenangkan pikiran di tengah kemegahan arsitektur dan atmosfernya yang damai.
"Bagi banyak mahasiswa seperti saya, ini menjadi tempat pelarian yang ideal saat jam-jam larut ketika inspirasi tiba-tiba datang," cetusnya.
Fasilitas di perpustakaan ini pun sangat futuristik. Pengunjung dimanjakan dengan sistem pencarian digital yang super cepat, layanan peminjaman mandiri, hingga akses ke koleksi e-book dan jurnal ilmiah dalam lebih dari 130 bahasa.
Semua ini membuat Millet Kütüphanesi bukan hanya tempat membaca, tetapi juga pusat teknologi literasi yang modern dan inklusif.
Hal menarik lainnya adalah layanan konsumsi gratis yang tersedia sepanjang hari. Mulai dari sup hangat, kue, cokelat, teh, kopi, hingga air mineral semuanya bisa dinikmati siapa saja yang berkunjung.
Fasilitas ini tidak hanya menunjukkan keramahan khas Turki, tetapi juga mendukung suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Millet Kütüphanesi bukan hanya menjadi tempat menyimpan buku, tapi telah menjelma menjadi simbol terbuka bagi semangat belajar, toleransi, dan kemajuan intelektual Turki. Di sini, pengetahuan tidak hanya disimpan, tapi juga dihidupkan kembali, setiap jam, setiap hari. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Millet Kütüphanesi: Perpustakaan 24 Jam Terbesar di Jantung Turki
Writer | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |