TIMES SINGAPORE, JAKARTA – Sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan suci Ramadan 2026, Badan Amil Zakat Nasional RI (Baznas RI) memfokuskan kegiatan bersih-bersih masjid terdampak bencana Sumatera di wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Ketua Baznas RI, KH Noor Achmad mengatakan bahwa kegiatan tersebut akan dilaksanakan bersama Kementerian Agama dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebagai upaya memastikan rumah ibadah tetap layak digunakan oleh masyarakat setempat.

“Besok, Kamis 18 Desember, kami bersama Kementerian Agama ke daerah, memastikan pelaksanaan bersih-bersih masjid. Ini bagian dari ikhtiar agar masyarakat bisa menyambut Ramadan dengan lebih nyaman,” kata Noor dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Ia menjelaskan perhatian terhadap rumah ibadah menjadi penting, terutama di wilayah yang masih berada dalam situasi darurat dan pemulihan pascabencana.

Berdasarkan data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi BNPB ada lebih dari 160 masjid dan mushalla di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang terdampak bencana banjir bandang disertai tanah longsor pada 25 November lalu.

Selain masjid permanen, Baznas juga menerima masukan dari masyarakat di lokasi pengungsian yang membutuhkan fasilitas ibadah tambahan, khususnya tenda untuk shalat berjamaah.

Menurut Noor, tenda yang selama ini disediakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan Kementerian Sosial maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah membantu, namun kapasitasnya masih terbatas untuk menampung jamaah dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, Baznas tengah mengkaji penyediaan tenda ibadah yang lebih memadai agar penyintas bencana tetap dapat melaksanakan shalat berjamaah selama Ramadan.

Ia menegaskan pemenuhan kebutuhan spiritual masyarakat terdampak bencana merupakan bagian penting dari layanan kemanusiaan, seiring dengan pemenuhan kebutuhan pangan, kesehatan dan hunian sementara.

“Baznas berupaya memastikan masyarakat di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat tetap dapat menjalankan ibadah puasa dan kegiatan keagamaan lainnya dengan layak,” ujarnya. (*)