TIMES SINGAPORE, PACITAN – Kekompakan warga bersama aparat keamanan dalam proses pengamanan, pencarian, hingga penemuan jasad pelaku pembunuhan di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, mendapat apresiasi khusus dari Polres Pacitan.
Penghargaan itu disampaikan langsung dalam apel pagi di halaman Mapolres, Senin (29/9/2025).
Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menyampaikan duka atas tragedi yang terjadi pada Sabtu, 20 September 2025. Dalam peristiwa itu, dua orang tewas, yakni Timi, mantan ibu mertua pelaku, dan Arga Novalleky Saputra, bocah berusia 11 tahun yang masih keponakan pelaku.
“Para korban semoga ditempatkan yang terbaik oleh Allah SWT dan dosanya dihapuskan,” kata Ayub.
Ia juga mendoakan pelaku yang akhirnya ditemukan meninggal. “Pelaku juga kita doakan agar dosa-dosanya diampuni,” ucapnya.
Pencarian Lima Hari
Arif alias Wawan sempat kabur ke hutan setelah melakukan pembunuhan. Aparat TNI-Polri bersama warga melakukan pencarian selama lima hari.
Menurut Kapolres, setelah perjalanan panjang selama lima hari melakukan pencarian pelaku yang lari ke hutan, sampai akhirnya ditemukan, tentunya hal ini merupakan wujud kolaborasi dan sinergitas yang mungkin tidak akan pernah kita temui.
"Karena jujur sejak awal lulus 2006 hingga berdinas sampai dengan hari ini saya melihat keguyuban, kekompakan, gotong royong warga dalam menghadapi suatu permasalahan,” ujar Ayub.
Kapolres menyebut kekompakan warga Desa Temon luar biasa. “Oleh sebab itu, atas nama pimpinan kami ucapakan banyak terimakasih atas sinergitas yang telah dilakukan teman-teman semua,” tambahnya.
Ditemukan Membusuk
Jasad Wawan ditemukan warga pada 25 September 2025, sekitar satu kilometer dari lokasi pembunuhan. Penemuan bermula ketika warga mencium bau menyengat di hutan. Saat dicek, ternyata tubuh Arif sudah membusuk.
Sebelumnya, pencarian melibatkan tim K-9 Polda Jawa Timur. Namun justru warga yang menemukan lebih dulu.
Kronologi Pembunuhan
Pembunuhan terjadi Sabtu malam, 20 September 2025, sekitar pukul 19.30 WIB. Wawan datang ke rumah mantan mertuanya dan melakukan penyerangan brutal. Dua orang tewas, sementara tiga lainnya—Miskun, Eky Azrista, dan Miswati—mengalami luka-luka.
Aksi ini membuat geger warga Desa Temon dan meninggalkan trauma bagi keluarga korban.
Penghargaan untuk Warga
Sebagai bentuk apresiasi, Polres Pacitan memberikan penghargaan kepada empat warga yang ikut terlibat dalam pencarian.
“Tanpa bantuan warga, pencarian bisa jauh lebih sulit. Kami ingin menyampaikan penghargaan ini sebagai bukti nyata bahwa polisi dan masyarakat adalah mitra yang tidak bisa dipisahkan,” tegas Ayub.
Gotong Royong Jadi Teladan
Peran gotong royong antara masyarakat dan aparat tersebut diharapkan akan terus terjaga.
“Sinergi seperti ini adalah modal sosial yang harus kita jaga. Dengan kebersamaan, setiap masalah bisa kita hadapi lebih ringan,” tutup Kapolres Ayub. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Polres Pacitan Apresiasi Warga yang Kompak Temukan Jasad Pelaku Pembunuhan di Arjosari
Writer | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |