TIMES SINGAPORE, JAKARTA – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa lebih dari 14.500 anak Palestina telah kehilangan nyawa dalam konflik yang terus berlangsung di Jalur Gaza sejak tahun lalu.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (24/12/2024), UNRWA menegaskan bahwa setiap jam satu anak menjadi korban jiwa akibat kekerasan tersebut.
"Ini bukan sekadar angka; ini adalah kehidupan yang direnggut. Anak-anak ini kehilangan segalanya—nyawa, masa depan, dan harapan," ujar UNRWA.
UNRWA juga mengungkapkan bahwa anak-anak yang selamat dari serangan tersebut menderita luka fisik dan trauma emosional mendalam. Mereka bahkan harus mencari sisa-sisa puing bangunan untuk bertahan hidup, tanpa akses ke pendidikan yang memadai.
Krisis yang Berlanjut di Tengah Seruan Gencatan Senjata
Konflik ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang diikuti oleh operasi militer intensif dari Israel. Meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan penghentian permusuhan, situasi di lapangan masih menunjukkan eskalasi kekerasan.
Menurut data otoritas kesehatan setempat, lebih dari 45.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas, sementara lebih dari 107.700 lainnya mengalami luka-luka.
Proses Hukum Internasional terhadap Israel
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan atas tuduhan genosida di Mahkamah Internasional.
UNRWA mengakhiri pernyataannya dengan seruan mendesak agar kekerasan dihentikan dan kehidupan anak-anak Palestina di Gaza diselamatkan dari kehancuran yang semakin parah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PBB: Satu Anak Palestina Meninggal Setiap Jam Akibat Serangan Israel
Writer | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |